Seperti Anda lihat pada gambar diatas, ada sebuah
gelas yang awalnya penuh dengan air, kini tinggal setengahnya yang berisi air.
Lalu bagaimana pendapat Anda? Apakah gelas itu setengah isi ataukah setengah
kosong?
Pikirkan jawabannya, sebelum Anda membaca kelanjutan
tulisan ini.
Dilihat dari “kebenaran” berdasarkan fakta, kedua
jawaban itu adalah benar. Dibalik itu semua yang menarik adalah cara
pandangnya. Coba Anda perhatikan dengan seksama, jika Anda mengatakan bahwa
gelas itu adalah setengah kosong mengilustrasikan bahwa cara pandang yang “pesimis”.
Sedangkan yang melihat gelas tersebut setengah masih ada isinya mengilustrasikan cara pandang yang positif atau
“optimis”
Ilustrasi ini sebagai contoh ketika jam kerja sudah
menunjukkan pukul 15.45 WIB dan kita diminta untuk melakukan pekerjaan
tertentu. Sebagian orang dapat saja mengatakan, “Ah, tanggunglah, besok saja.
Sebentar lagi juga pulang.”
Sebagian orang lagi justru mengtakan yang sebaliknya, “Mari
saya kerjakan, mumpung masih ada waktu 15 menit lagi. Besok kita punya
pekerjaan lain.”
Waktunya sama, namun cara pandang untuk bersikap
terhadap waktu yang sisa 15 menit tersebut tentu berbeda.
Sekarang, gelas tersebut awalnya kosong kemudian diisi
dengan air hingga setengah. Bagaimana pendapat Anda, apakah setengah isi atau
setengah kosong?
Seperti disebutkan di atas, bahwa berdasar kebenaran
fakta, kedua jawaban itu benar. Namun kita lihat lagi dengan cara pandang yang
lain.
Jika Anda menganggap bahwa gelas itu adalah setengah
isi, Anda termasuk orang yang pandai bersyukur. Sedangkan jika Anda menganggap
bahwa itu setengah kosong, maka Anda adalah orang yang kurang bersyukur.
Contohnya dua orang sahabat sedang berlomba menangkap
10 ikan. Setelah beberapa saat keduanya sama memperoleh 5 ikan. Seorang
mengatakan, “Alhamdulillah, sudah dapat 5 ikan.” Sedangkan satunya berkata, “Aduh
baru 5 ikan nih!”. Kondisinya sama namun cara pendangnya berbeda.
Jadi pikirkan lagi jawaban Anda, setengah isi atau
setengah kosong?
Sumber : Buku Setengah Isi Setengah Kosong/ Parlindungan
Marpaung - Bandung
MQS Publising, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar