Kamis, 28 November 2013

Setengah Isi Setengah Kosong




Seperti Anda lihat pada gambar diatas, ada sebuah gelas yang awalnya penuh dengan air, kini tinggal setengahnya yang berisi air. Lalu bagaimana pendapat Anda? Apakah gelas itu setengah isi ataukah setengah kosong?

Pikirkan jawabannya, sebelum Anda membaca kelanjutan tulisan ini.

Dilihat dari “kebenaran” berdasarkan fakta, kedua jawaban itu adalah benar. Dibalik itu semua yang menarik adalah cara pandangnya. Coba Anda perhatikan dengan seksama, jika Anda mengatakan bahwa gelas itu adalah setengah kosong mengilustrasikan bahwa cara pandang yang “pesimis”. Sedangkan yang melihat gelas tersebut setengah masih ada isinya mengilustrasikan cara pandang yang positif atau “optimis”


Ilustrasi ini sebagai contoh ketika jam kerja sudah menunjukkan pukul 15.45 WIB dan kita diminta untuk melakukan pekerjaan tertentu. Sebagian orang dapat saja mengatakan, “Ah, tanggunglah, besok saja. Sebentar lagi juga pulang.”
                                                                                
Sebagian orang lagi justru mengtakan yang sebaliknya, “Mari saya kerjakan, mumpung masih ada waktu 15 menit lagi. Besok kita punya pekerjaan lain.”

Waktunya sama, namun cara pandang untuk bersikap terhadap waktu yang sisa 15 menit tersebut tentu berbeda.

Sekarang, gelas tersebut awalnya kosong kemudian diisi dengan air hingga setengah. Bagaimana pendapat Anda, apakah setengah isi atau setengah kosong?

Seperti disebutkan di atas, bahwa berdasar kebenaran fakta, kedua jawaban itu benar. Namun kita lihat lagi dengan cara pandang yang lain.

Jika Anda menganggap bahwa gelas itu adalah setengah isi, Anda termasuk orang yang pandai bersyukur. Sedangkan jika Anda menganggap bahwa itu setengah kosong, maka Anda adalah orang yang kurang bersyukur.

Contohnya dua orang sahabat sedang berlomba menangkap 10 ikan. Setelah beberapa saat keduanya sama memperoleh 5 ikan. Seorang mengatakan, “Alhamdulillah, sudah dapat 5 ikan.” Sedangkan satunya berkata, “Aduh baru 5 ikan nih!”. Kondisinya sama namun cara pendangnya berbeda.

Jadi pikirkan lagi jawaban Anda, setengah isi atau setengah kosong?

Sumber : Buku Setengah Isi Setengah Kosong/ Parlindungan Marpaung - Bandung
              MQS Publising, 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar