Karena hujan yang cukup lebat, banjir melanda sebuah
pinggiran kota. Semua penduduk pergi mengungsi menyelamatkan diri, kecuali
seorang kiai. Dengan keyakinan yang tinggi, dia tetap berada di masjid.
Padahal, banjir sudah mulai menggenanginya.
Sebuah perahu penyelmat datang hendak mengevakuasi
kiai itu, tetapi dengan tenang kiai itu berkata, “Terima kasih, saya akan tetap
bertahan disini.”
Hujan semakin lebat, banjir semakin tinggi. Dan
datanglah perahu kedua hendak menolong Pak Kiai. Tetapi, lagi-lagi kiai itu
menolak, “Terima kasih, saya yakin Allah akan menolong saya.”
Hujan tidak juga berhenti, sehingga keadaan sangat
gawat. Perahu tidak mungkin lagi untuk melalui banjir. Akhirnya, tim penyelamat
mengirimkan helikopter ke masjid tempat Pak Kiai berlindung. Namun kiai itu
tetap tidak mau dievakuasi. “Tuhan pasti menolong saya. Jadi, saya akan tetap
disini.”
Akhirnya, banjir menyapu masjid itu, dan nyawa kiai
itu tidak terselamatkan.
Di depan Tuhan, kiai itu protes. “Ya Allah, aku sangat
beriman kepada-Mu, tetapi mengapa Engkau tidak menolongku dari banjir?”
Tuhan pun keheranan dan bersabda, “Apa? Bukankah aku
sudah mengirimkan dua perahu dan satu helikopter?”
*****
Tuhan tidak hadir dalam bentuk yang tidak bisa
dipahami manusia. Tuhan hadir dengan cara yang tak terbatas. Kewajiban kita
adalah selalu merasakan kehadiran-Nya di balik segala peristiwa. Ada Tuhan di
balik kenikmatan. Ada Tuhan di balik kesusahan. Ada Tuhan di balik
keberhasilan. Ada pula tuhan di balik kegagalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar