Minggu, 01 Desember 2013

Demi Amanah




Anak Umar bin Khattab merengek kepada ayahnya agar dibelikan baju sekolah yang baru. Umar sadar, baju sekolah anaknya kumal dan tidak sepadan dengan anak tetangganya. Karena itu ia merencanakan hutang uang negara dan akan mencicilnya. Namun rencana itu akhirnya dibatalkan ketika bendahara mengingatkan tentang maut.

Sepulang sekolah, putra Khalifah Umar bin Khattab menangis tersedu-sedu. Dia bercerita bahwa teman-temannya selalu mengolok-olok karena bajunya paling kumal di sekolah.

Sebagai seorang ayah, Umar memahami kesedihan anaknya itu. Tetapi dia tidak berdaya, karena gajinya sebagai Amirul Mukminin hanya bisa mencukupi kebutuhan paling primer.

Setelah berpikir lama, Umar menulis surat kepada bendahara negara (Menteri Keuangan). Dia mengajukan pinjaman hutang empat dirham dengan potongan gaji sebagai jaminan.

Tak lama kemudian suratnya dibalas. Isinya kira-kira seperti ini:


“Saya selaku pejabat negara dapat meluluskan pinjaman anda sebesar empat dirham dengan memotong gaji anda bulan depan sebagai jaminannya. Namun sebelumnya, tolong anda jawab terlebih dahulu pertanyaan berikut dengan jujur: apakah anda dapat memastikan hidup anda sampai bulan depan?’

Setelah membaca surat dari bawahannya itu, Umar menggigil, matanya berkunang-kunang. Ia tersungkur dan bersujud seraya mengucapkan istighfar, memohon ampun kepada Allah.

Umar kemudian menulis surat kembali kepada bendahara negara. Dia berterima kasih karena telah diingatkan serta membatalkan niatnya untuk berhutang.

Sesudah menulis surat resmi itu, ia memanggil putranya dan berkata: “Wahai anakku, ayahmu tidak dapat memperhitungkan umurku walaupun hanya satu jam kedepan. Ayahmu juga tidak ingin mewariskan hutang kepadamu. Sudah terlalu banyak hal yang harus ayah pertanggungjawabkan kepada Allah di akhirat nanti. Karena itu, ayahmu membatalkan niat meminjam uang untuk membeli baju barumu. Jadi besok berangkatlah kamu ke sekolah dengan menggunakan baju yang biasa.”

Kemudian sebelum pergi, Umar masih memberi wejangan kepada putranya dengan menyitir sabda Rasulullah: “Jauhilah hutang, karena hutang itu membuat kamu gundah di malam hari dan terhina di siang hari.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar