Minggu, 19 Januari 2014

Cerita Unik : Parasut




Tepat pukul 10 di pagi yang cerah sebuah pesawat terbang komersil tinggal landas. Pesawat berukuran kecil tersebut hanya melayani penerbangan lokal di daerah. Di dalamnya terdapat tujuh orang yaitu pilot dan asistennya co-pilot. Seorang pejabat pemerintahan, seorang pengusaha kaya, seorang mahasiswa yang baru pulang kampung saat libur semester. Penumpang lainnya adalah seorang kakek beserta cucunya yang kini sekolah di tingkat SMK.

Di tengah perjalanan, saat berada di atas kawasan perbukitan tiba-tiba cuaca berubah menjadi tidak bersahabat. Hujan deras disertai angin kencang dan petir yang terus menyambar sehingga membuat pesawat tidak stabil.

Pilot di bantu co-pilot berusaha dengan seluruh kemampuan untuk mengendalikan pesawat, hingga petir menyambar bagian ekor pesawat dan menyebabkan  salah satu dari dua mesin pesawat mati. Pilot segera menghubungi menara pengawas dan melaporkan kondisi pesawat.

“Mayday…mayday!”, kata sang pilot mengabarkan bahwa pesawat akan jatuh. Penumpang pun panik, sebagian berteriak minta tolong. Beberapa diam sambil berdoa akan keselamatannya.

Tak lama kemudian, pintu ruang kopkit terbuka dan keluarlah pilot beserta rekannya co-pilot. Mereka melaporkan keadaan pesawat kepada penumpang.

“Saudara-saudara penumpang yang terhormat, sebuah petir telah menyambar bagian ekor pesawat dan menyebabkan salah satu mesin peswat mati. Hal itu membuat pesawat tidak stabil dan akan jatuh. Namun kita bisa menyelamatkan diri dengan parasut yang ada di pesawat. Sayangnya hanya ada enam parasut. Saya dan rekan saya sudah mengambil dua. Mohon maaf atas gangguan ini.”.


Sesaat kemudian pilot membuka pintu pesawat dan terjun menyelamatkan diri bersama co-pilot asistennya. Parasut tersisa hanya ada empat buah, sedang penumpang dalam pesawat masih lima orang.

Dengan cepat sang pejabat mengambil satu parsut dan mengenakannya. “Saudara-saudara, seperti Anda tahu, saya adalah pejabat penting di daerah saya. Posisi saya menyangkut nasib orang banyak. Jadi saya harus selamat.”. Ia pun segera melompat dari pesawat.

Tak mau ketinggalan, seorang pengusaha kaya juga segera mengambil tas berisi parasut melompat menyelamatkan diri. Sebelum melompat ia menjelaskan bahwa nasib perusahaan yang dipimpinnya ada di tangannya. Jika ia tidak selamat, maka perusahaan bisa bangkrut.

Kini di pesawat masih ada sang mahasiswa dan seorang kakek beserta cucunya. Sedangkan parasut tersisa hanya dua buah. Sang kakek menatap cucu dan mahasiswa itu, kemudian berkata, “Kakek sudah tua, sedangkan kalian masih muda. Masa depan kalian masih panjang, maka gunakanlah sisa parasut itu untuk menyelamatkan diri kalian!”

“Tapi Kek…”, kata sang cucu.

“Tenang, kita semua bisa selamat.”, mahasiswa itu memotong perkataan sang cucu sambil tersenyum.

Ia menambahkan, “Tas yang diambil pimpinan perusahaan tadi adalah tas saya yang berisi pakaian-pakaian saya.”

Mereka pun terjun dengan menggunakan parasut masing-masing dan mendarat dengan selamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar